Sariawan adalah salah satu penyakit mulut yang paling sering
dialami. Rasa sakit dan perih yang ditimbulkan sariawan memang sangat
mengganggu aktivitas sehari-hari. Apalagi, jika sariawan muncul lebih dari satu
di dalam mulut.
Sariawan secara medis dikenal dengan stomatitis aphtosa recurrent (SAR). Sariawan timbul karena adanya perubahan struktur sel-sel di dalam rongga mulut. Penyebab sariawan ini juga bermacam-macam.
Menurut Prof Dr drg Melanie S. Djamil, MBiomed, FICD Lab BioCORE, dari FKG Universitas Trisakti, salah satu penyebab munculnya sariawan adalah karena faktor hormonal. "Sariawan ini bisa terjadi karena kondisi tertentu salah satunya adalah hormonal seperti masa pubertas, menstruasi, stres, atau kehamilan. Bayangkan saja, kalau kita stres asam lambung akan meningkat kemudian naik kena tukak lambung. Nah tidak hanya lambung saja yang menjadi lebar, rongga mulut juga sehingga sel-selnya berubah, akhirnya sariawan," jelas Prof Melanie dalam perbincangan dengan detikHealth.
Dihubungi terpisah, drg Harum Sasanti, SpPM, dokter spesialis penyakit mulut dari Departemen Gigi dan Mulut FKGUI dan RSCM, mengungkapkan bahwa sariawan terjadi karena adanya faktor genetik dan faktor predisposisi atau pemicunya. Faktor genetik ini biasanya diturunkan kepada seseorang dari orang tuanya, sehingga orang tersebut memiliki 'bakat' untuk sariawan. Sedangkan, faktor predisposisi ini menurut drg Harum ada bermacam-macam, di antaranya karena hormonal, stres, anemia, alergi, hingga menstruasi.
"Kalau faktor genetik bertemu dengan predisposisi atau pemicunya maka bisa menjadi sariawan. Tetapi, kalau orangnya punya 'bakat' atau gen sariawan namun tidak ada pemicunya ya tidak akan sariawan. Begitu pula sebaliknya," papar drg Harum.
Sebagian besar orang umumnya beranggapan bahwa sariawan disebabkan karena kekurangan vitamin C. Padahal, tidak hanya karena vitamin C saja, tetapi sariawan justru juga disebabkan oleh kurangnya vitamin lain yang juga penting seperti vitamin B.
"Dari dulu sampai sekarang semua penyakit yang ada di dalam mulut yang bikin mulut jadi ga enak disebutnya oleh orang awam sebagai sariawan, padahal tidak. Memang ada jenis penyakit mulut yang terjadi karena kekurangan vitamin C tapi bukan sariawan. Biasanya ini terjadi pada gusi sehingga menyebabkan gusi berdarah, ini terjadi pada pelaut-pelaut zaman dahulu yang berlayar berbulan-bulan di laut, makanannya juga tidak seimbang. Nah sariawan yang sering diderita orang kebanyakan ini bukan karena kurang vitamin C tetapi juga karena kekurangan vitamin lain misalnya vitamin B dan segala macam," jelas drg Harum.
Sebab itu, drg Harum menyarankan agar sariawan tidak terulang lagi nantinya, maka harus dicari tahu dulu penyebab dari sariawan itu agar bisa segera diobati. Misalnya, jika sariawan terjadi karena genetik lalu faktor stres, maka manajemen stresnya harus diatur.
Sariawan secara medis dikenal dengan stomatitis aphtosa recurrent (SAR). Sariawan timbul karena adanya perubahan struktur sel-sel di dalam rongga mulut. Penyebab sariawan ini juga bermacam-macam.
Menurut Prof Dr drg Melanie S. Djamil, MBiomed, FICD Lab BioCORE, dari FKG Universitas Trisakti, salah satu penyebab munculnya sariawan adalah karena faktor hormonal. "Sariawan ini bisa terjadi karena kondisi tertentu salah satunya adalah hormonal seperti masa pubertas, menstruasi, stres, atau kehamilan. Bayangkan saja, kalau kita stres asam lambung akan meningkat kemudian naik kena tukak lambung. Nah tidak hanya lambung saja yang menjadi lebar, rongga mulut juga sehingga sel-selnya berubah, akhirnya sariawan," jelas Prof Melanie dalam perbincangan dengan detikHealth.
Dihubungi terpisah, drg Harum Sasanti, SpPM, dokter spesialis penyakit mulut dari Departemen Gigi dan Mulut FKGUI dan RSCM, mengungkapkan bahwa sariawan terjadi karena adanya faktor genetik dan faktor predisposisi atau pemicunya. Faktor genetik ini biasanya diturunkan kepada seseorang dari orang tuanya, sehingga orang tersebut memiliki 'bakat' untuk sariawan. Sedangkan, faktor predisposisi ini menurut drg Harum ada bermacam-macam, di antaranya karena hormonal, stres, anemia, alergi, hingga menstruasi.
"Kalau faktor genetik bertemu dengan predisposisi atau pemicunya maka bisa menjadi sariawan. Tetapi, kalau orangnya punya 'bakat' atau gen sariawan namun tidak ada pemicunya ya tidak akan sariawan. Begitu pula sebaliknya," papar drg Harum.
Sebagian besar orang umumnya beranggapan bahwa sariawan disebabkan karena kekurangan vitamin C. Padahal, tidak hanya karena vitamin C saja, tetapi sariawan justru juga disebabkan oleh kurangnya vitamin lain yang juga penting seperti vitamin B.
"Dari dulu sampai sekarang semua penyakit yang ada di dalam mulut yang bikin mulut jadi ga enak disebutnya oleh orang awam sebagai sariawan, padahal tidak. Memang ada jenis penyakit mulut yang terjadi karena kekurangan vitamin C tapi bukan sariawan. Biasanya ini terjadi pada gusi sehingga menyebabkan gusi berdarah, ini terjadi pada pelaut-pelaut zaman dahulu yang berlayar berbulan-bulan di laut, makanannya juga tidak seimbang. Nah sariawan yang sering diderita orang kebanyakan ini bukan karena kurang vitamin C tetapi juga karena kekurangan vitamin lain misalnya vitamin B dan segala macam," jelas drg Harum.
Sebab itu, drg Harum menyarankan agar sariawan tidak terulang lagi nantinya, maka harus dicari tahu dulu penyebab dari sariawan itu agar bisa segera diobati. Misalnya, jika sariawan terjadi karena genetik lalu faktor stres, maka manajemen stresnya harus diatur.
No comments:
Post a Comment