Sariawan adalah salah satu
penyakit mulut yang paling umum diderita oleh manusia. Berbagai keluhan pun
dikeluarkan akibat sariawan yang dideritanya yang tidak sedikit diantaranya
menganggap sariawan sangat menganggu aktivitas sehari-hari.
Dari sisi medis, sariawan disebut dengan stomatitis aphtosa recurrent (SAR). Sariawan terjadi karena adanya peradangan yang terjadi di mukosa mulut, seperti pipi, bibir, lidah, bawah lidah, dan cekungan antara pipi atau bibir dengan gusi.
Menurut drg Harum Sasanti, SpPM, dokter spesialis penyakit mulut dari Departemen Gigi dan Mulut FKGUI dan RSCM, sariawan merupakan salah satu penyakit umum yang disebabkan oleh banyak hal. "Banyak hal yang menyebabkan sariawan, seperti faktor genetik dan faktor predisposisi," tutur drg Harum saat ditemui di acara workshop 'Jangan Anggap Remeh Sariawan' yang diselenggarakan di The Cone Indonesia, fX Lifestyle Centre, Jl. Jend Sudirman.
Faktor predisposisi yang dimaksud drg Harum adalah faktor seperti kelelahan, gangguan imunitas, hormonal, anemia, alergi, defisiensi nutrisi/vitamin, stres dan trauma, hingga gangguan percernaan. Manusia memang disebut sering mengalami masalah yang disebabkan faktor predisposisi ini sehingga sangat berisiko mengalami sariawan.
Pola makan dan gaya hidup yang sembarangan juga kerap kali menyebabkan sariawan. Selama ini sariawan lebih dikenal banyak orang sebagai penyakit yang disebabkan karena kurangnya vitamin C. Padahal menurut dr Harum, penyebab utama sariawan sebenarnya bukan mengenai vitamin C saja.
"Karena banyaknya faktor, tidak bisa dinilai sariawan terjadi hanya karena kurang vitamin C. Karena kekurangan vitamin B juga bisa menyebabkan sariawan, seperti masalah anemia yang disebabkan karena kelelahan atau pun faktor hormonal ketika wanita mendapat haid misalnya," terang drg Harum.
Oleh karena itu, drg Harum menambahkan bahwa langkah pencegahan sariawan tidak hanya dilihat sebatas pemberian vitamin, melainkan dilihat lebih jauh apa sebenarnya penyebab utamanya, seperti faktor predisposisi yang memang umum terjadi pada manusia.
Dari sisi medis, sariawan disebut dengan stomatitis aphtosa recurrent (SAR). Sariawan terjadi karena adanya peradangan yang terjadi di mukosa mulut, seperti pipi, bibir, lidah, bawah lidah, dan cekungan antara pipi atau bibir dengan gusi.
Menurut drg Harum Sasanti, SpPM, dokter spesialis penyakit mulut dari Departemen Gigi dan Mulut FKGUI dan RSCM, sariawan merupakan salah satu penyakit umum yang disebabkan oleh banyak hal. "Banyak hal yang menyebabkan sariawan, seperti faktor genetik dan faktor predisposisi," tutur drg Harum saat ditemui di acara workshop 'Jangan Anggap Remeh Sariawan' yang diselenggarakan di The Cone Indonesia, fX Lifestyle Centre, Jl. Jend Sudirman.
Faktor predisposisi yang dimaksud drg Harum adalah faktor seperti kelelahan, gangguan imunitas, hormonal, anemia, alergi, defisiensi nutrisi/vitamin, stres dan trauma, hingga gangguan percernaan. Manusia memang disebut sering mengalami masalah yang disebabkan faktor predisposisi ini sehingga sangat berisiko mengalami sariawan.
Pola makan dan gaya hidup yang sembarangan juga kerap kali menyebabkan sariawan. Selama ini sariawan lebih dikenal banyak orang sebagai penyakit yang disebabkan karena kurangnya vitamin C. Padahal menurut dr Harum, penyebab utama sariawan sebenarnya bukan mengenai vitamin C saja.
"Karena banyaknya faktor, tidak bisa dinilai sariawan terjadi hanya karena kurang vitamin C. Karena kekurangan vitamin B juga bisa menyebabkan sariawan, seperti masalah anemia yang disebabkan karena kelelahan atau pun faktor hormonal ketika wanita mendapat haid misalnya," terang drg Harum.
Oleh karena itu, drg Harum menambahkan bahwa langkah pencegahan sariawan tidak hanya dilihat sebatas pemberian vitamin, melainkan dilihat lebih jauh apa sebenarnya penyebab utamanya, seperti faktor predisposisi yang memang umum terjadi pada manusia.
No comments:
Post a Comment