Jika tongkat dan batu bisa melukai tubuh, maka kata-kata yang diucapkan pun bisa sangat bermakna. Matriks di otak yang berhubungan dengan rasa sakit bisa menjadi aktif karena kata-kata yang menyakitkan.
Ketika seseorang mendengar atau membaca kata-kata seperti 'mengganggu', 'menyiksa' dan "melelahkan", maka bagian otak akan menyimpan memori tersebut dan memicu timbulnya pengalaman yang menyakitkan.
Psikolog dari Friedrich Schiller University of Jena di Jerman telah melibatkan 16 orang yang diminta untuk membaca kata-kata yang berhubungan dengan rasa sakit atau nyeri sambil membayangkan situasi yang sebanding dengan setiap kata tersebut.
Setelah itu para partisipan diminta untuk mengulang latihan, tapi saat partisipan membaca kata-kata tersebut konsentrasi otaknya diganggu. Selama percobaan, otak dari para partisipan juga dilakukan scan dengan menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI).
"Ternyata hasilnya menunjukkan terdapat aktivasi pada matriks otak yang berhubungan dengan rasa sakit saat membaca kata-kata yang menyakitkan," ujar Dr Thomas Weiss.
Matriks rasa sakit di otak adalah tempat penyimpanan terhadap memori atau kenangan masa lalu yang menyakitkan, selain itu juga bertindak sebagai pengingat untuk menghindari situasi yang menyakitkan di masa depan. Dalam studi ini dilakukan dua percobaan tanpa menghiraukan apakah partisipan merasa terganggu atau tidak.
"Dalam kedua kasus ini, kita bisa mengamati sebuah aktivasi yang jelas dari matriks nyeri di otak yang terkait dengan kata-kata sakit," ujar penulis studi Maria Richter.
Meskipun studi ini masih tergolong kecil, tapi sudah menunjukkan ciri khas dari penelitian pencitraan-otak (brain-imaging). Para psikolog mencatat bahwa kata-kata negatif yang tidak sakit seperti 'menjijikkan', 'menakutkan' dan 'mengerikan' tidak akan mengaktifkan daerah-daerah di otak.
Sedangkan kata-kata netral dan positif yang dibaca juga tidak menghasilkan pola aktivitas yang sebanding dengan kata-kata sakit yang terkait.
SNACK
10 years ago
No comments:
Post a Comment